“Makanya kita akan melakukan festival – festival itu untuk melihat mana sih duriannya. Terus nanti pengembangannya seperti apa, begitu sudah dilabelisasi sudah ada hak patennya kan pasti nilainya lebih tinggi, terus kita nggak bisa lagi ditiru-tiru oleh orang lain,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pelangas, Hermin mengatakan, tradisi makan durian bersama ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Ratusan buah durian yang disajikan berasal dari sumbangan masyarakat pemilik kelekak atau kebun durian serta para pengepul.
Desa Pelangas sendiri memiliki durian unggulan bernama Si Jantung, yang sudah cukup kesohor dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
“Durian lokal unggulan Si Jantung, ada juga beberapa yang lainnya. Tapi yang paling sering disebut, pohonnya pun termasuk banyak, jadi Si Jantung ini yang paling kita banggakan. Durian kini kan ada beberapa musim dan ini musim ketiga. Menurut pengamatan kami ya paling banyak buahnya ya di musim ketiga ini,” terang Hermin. (SK)