“Jadi waktu itu, selesai mandi dan berpakaian, Pj Gubernur berencana menuju lokasi kegiatan. Namun sebelum berangkat, Nasir menawarkan sarapan berupa Nasi Goreng yang dimasak sendiri. Tidak menyangka juga beliau mau menyantap nasi goreng sederhana yang saya buat, plus telur dan tempe goreng,” kata Nasir.
“Sederhana sekali, tapi saya bangga masakan saya disantap dengan lahap oleh Pj Gubernur dan istrinya. Sangat ramah pak, beliau suka ngobrol dan bercerita. Terasa sekali kehadiran seorang pemimpin di tengah masyarakat. Dan itu bukan pencitraan. Beliau itu hanya ingin menggunakan amanah yang diembannya sebagai kesempatan untuk berbuat bagi rakyat. Itu yang kami masyarakat di sini rasakan,” lanjutnya.
Menyimak penuturan Nasir di atas, sekali lagi saya melihat situasi yang kontras dengan isu yang terus digelindingkan oleh sekelompok orang, yang menyebut Pj Gubernur membuat gaduh.
Tak ada warga yang merasa gaduh atas kehadiran seorang Pj Gubernur Babel itu. Mereka justru merasa ada kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah dan mengharapkan solusi dari eksekusi, tanpa basa basi. (*)