JK.Com,Bolsel – Kurang lebih 3 Tahun dugaan adanya aktivitas Pertambangan Ilegal (Peti) yang dilakukan oleh para oknum pengusaha di areal hulu Tobayagan menimbulkan kegelisahan dan kekhawatiran yang meluas di kalangan masyarakat setempat.
Masalah ini kemudian mendapat perhatian serius dari berbagai pihak berwenang yang sebelumnya diduga kuat menjadi penyebab pencemaran lingkungan hingga memicu berbagai macam opini dari berbagai pihak.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, akhirnya Senin 12 Juni 2023, berdasarkan informasi resmi yang diperoleh Jurnalkathulistiwa.com, tim yang tergabung dari DPRD, TNI,Polres, Dinas Lingkungan Hidup, para Sangadi Tobayagan Bersatu, Camat Pinolosian Tengah, Karang Taruna, dan beberapa Instansi lain, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) melakukan peninjauan langsung ditempat yang menjadi dugaan adanya aktivitas PETI di kawasan Hutan Produksi Terbata (HPT) Tobayagan.
Peninjauan ini berlansung dari pagi hingga menjelang malam, dengan menelusuri dua titik lokasi yang diduga kuat menjadi tempat aktivitas PETI di Hulu Tobayagan.
Namun sayangnya ketika mereka tiba di lokasi yang dituju, tak satupun alat berat maupun pekerja yang didapati berada tempat dimaksud. Yang tersisa hanya bekas-bekas kerukan alat berat dan bak yang diduga dijadikan tempat perendaman material emas.
Walhasil, kejadian ini menimbulkan beragam tanggapan di kalangan warga Desa Tobayagan, termasuk salah satunya adalah tokoh pemuda di desa tersebut.
Rinaldi Potabuga, Ketua Karang Taruna Desa Tobayagan Selatan, yang berpendapat bahwa kejadian tersebut tidak mungkin terjadi begitu saja
“Alat berat yang digunakan untuk penambangan emas ilegal dan para pekerja sudah tidak berada di lokasi PETI. Menurut saya, hal ini tidak terjadi begitu saja,” ungkap Rinaldi.
Rinaldi juga menduga adanya pihak tertentu yang sudah lebih dulu berkoordinasi dengan pelaku Peti atau pemilik modal sehingga mereka dapat menghindar lebih dulu.
“Saya menduga bahwa pihak pemodal yang terlibat dalam PETI tersebut telah menyembunyikan alat beratnya di sekitar lokasi agar tidak terdeteksi saat peninjauan dilakukan. Setelah peninjauan selesai, mereka kemungkinan akan membawa kembali alat berat tersebut ke lokasi dan melanjutkan operasinya,”ketusnya.
Meski Rinaldi mengapresiasi upaya tim gabungan tersebut namun dirinya berharap agar pihak berwenang dapat mencari tahu dalang/pemodal yang mendanai aktivitas PETI di Hulu Tobayagan.
“Saya harap ini patut diseriusi, sebab dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat Tobayagan. Tangkap dan adili pelakunya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,” tuturnya.
Sementara itu Kepala KPH Unit 2 Wilayah Bolsel-Boltim Rizal B Rompas S.Hut ketika dimintai keterangan membenarkan adanya operasi gabungan di areal Hutan Lindung Tobayagan.
Hal ini dilakukan untuk memonitoring lansung tempat yang diduga menjadi tempat aktivitas Peti, berdasarkan aduan sejumlah warga, lewat surat permintaan dari Ketua DPRD Kabupaten Bolsel Ariffin Olii
“Kami mengirimkan 2 Personil KPH untuk menindaklanjuti surat permintaan Ketua DPRD Bolsel, untuk ikut bersama-sama meninjau Kawasan HPT yang diduga adanya praktek Tambang Ilegal di Kawasan Lindung Desa Tobayagan,”Ungkapnya.(Bas)