Sebelumnya diberitakan, kepulan asap hitam tampak membubung tinggi di langit Laut Sukadamai, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel). Kepulan asap hitam tersebut, diketahui berasal dari aktivitas ratusan Ponton Isap Produksi (PIP) dan Tambang Inkonvensional (TI) jenis Upin-Ipin, yang sedang asyik mengeruk timah, di lokasi tersebut.
Aktivitas penambangan yang diduga kuat dilakukan secara ilegal itu, telah dilakukan selama bertahun-tahun. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tindakan tegas, baik itu dari pihak kepolisian setempat, maupun dari pihak PT Timah Tbk, selaku pemilik Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP) di lokasi tersebut.
Kondisi semakin miris, ketika TI jenis Upin-Ipin yang diduga tak sesuai spek yang telah ditetapkan oleh PT Timah Tbk, terus menerus menjarah lokasi tersebut, tanpa memberikan kompensasi yang jelas kepada masyarakat setempat.
Saat sejumlah wartawan mendatangi lokasi tersebut, pada Kamis (11/1/2024) sore, tampak beberapa orang penambang telah selesai bekerja dan membawa karung berisi timah, ke pos penimbangan yang diduga milik salah satu mitra PT Timah Tbk.
Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi, jumlah PIP dan TI Upin-Ipin yang beroperasi di Laut Sukadamai, diduga kuat melebihi kuota yang telah ditetapkan oleh PT Timah Tbk kepada mitranya, yakni CV BRR, yang hanya menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK), untuk 50 unit tambang saja.
Tak menutup kemungkinan, PIP dan TI Upin-Ipin jenis siluman pun, akan terus bertambah. Karena sebelumnya, ada beberapa pemilik tambang yang sempat memprotes CV BRR, lantaran tak dilibatkan bekerja di lokasi tersebut. (Bor)