Tersipu oleh “Setempoh” di Tugu Satam Belitung

Jurnal Khatulistiwa 20230825 211827 0000

Oleh: Rudi Syahwani (Pemimpin Redaksi)

Usai menyantap Soto Daging Sapi pedas di Kedai Mak Jannah, menghabiskan segelas teh dan sebatang rokok, saya pun bersiap untuk membayar makanan itu. Selembar uang Rp 50.000, saya rogoh dari kantong dan saya pun berjalan menuju meja yang persis berada di sebelah saya.

Bacaan Lainnya

Di hadapan seorang pemuda yang menghadap laptop, dengan pede saya menyebut sepiring soto dan segelas teh manis panas yang saya pesan. Namun sontak beberapa perempuan di sebelah sang pemuda menoleh sembari senyum-senyum.

“Kami petugas pajak pak, kalau bayar makan di belakang,” tunjuk seorang perempuan manis berjilbab coklat muda, yang diagguk oleh pemuda di hadapan saya. Astaga… Saya baru paham bahwa meja yang di sebelah saya adalah petugas dari UPT Samsat Belitung, yang sedang melakukan program pajak jemput bola.

Setelah membayar pesanan saya di kasir, akhirnya saya balik lagi ke meja petugas UPT Samsat tadi, sekalian menutupi malu karena salah alamat. Saya pun membincangi para petugas tersebut.

Pos terkait

banner 300x250