Agus menegaskan, apapun yang terjadi, kawasan remang-remang yang dikenal dengan sebutan ‘sengonan’ itu akan tetap digusur.
“Karena keberadaan warung yang kerap menjadi ajang praktik prostitusi terselubung itu bak duri dalam daging yang merusak nama dan citra Pemalang,” tukasnya. (Rag/Bor)