Dari penjelasan ini jelas, bahwa kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan merupakan PR besar saat ini. Bahwa masyarakat kita masih banyak yang abai dengan pola makan, termasuk kandungan gizinya.
Sanitasi yang buruk, belum lagi pola asuh hingga lingkungan yang buruk, bisa menjadi mimpi buruk bagi masa depan Indonesia, mengingat tantangan semakin besar.
“Salah satu yang menjadi misi penting pemerintah termasuk di Babel adalah mencegah generasi stunting. Jelas misi ini bermakna menjaga rantai asa berupa generasi emas sebagai generasi yang melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa,” ulas Pj Gubernur.
“Harus kita pastikan bahwa generasi setelah kita adalah generasi yang siap menjawab segala tantangan zaman. Jelas syaratnya adalah, sehat jasmani dan rohani, kuat fisik dan mentalnya termasuk cerdas dalam pemikirannya,” tambahnya.
Jelas bahwa ancaman stunting tak tak hanya menjadi jalan masuk lost generation, namun juga menjadi generation disaster dalam peta demografi.
Jelas jumlah warga negara NKRI disebut sebagai bonus demografi, selayaknya menjadi sebuah anugerah yang harusnya dikonversi menjadi kekuatan di masa depan. Namun bonus tersebut bisa menjadi bencana demografi jika rakyat NKRI ini diterpa stunting.
“Saya juga ada keprihatinan selama ini, khususnya terhadap anak-anak kita usia sekolah, saat ini mereka banyak yang sudah tidak tak lagi hapal dengan lagu-lagu wajib Nasional atau lagu-lagu perjuangan. Tapi hapalnya lagu-lagu tiktok gitu,” ujarnya.