JK.com, SUNGAILIAT – Beberapa masyarakat Kelurahan Kenanga mendadak bereaksi, lantaran mencuatnya pemberitaan terkait tambang di seberang perumahan Pemkab Bangka. Masyarakat menilai, banyak informasi yang bernada SARA dalam pemberitaan tersebut. Menurut masyarakat, lokasi tersebut rencananya akan dibuat menjadi lokasi budidaya kolam air tawar dan perumahan.
“Kami sudah selama ini diijinkan melimbang di sini pak, tidak ada warga yang ribut, justru beberapa warga banyak yang cari makan disini. Setau kami, pemilik lahan berencana membuat kolam budidaya ikan air tawar dan perumahan. Lalu pemakaman yang ada di sudut lokasi, justru merupakan wakaf dari yang punya lahan,” jelas Minah, salah seorang IRT yang ditemui wartawan di lokasi, Selasa (13/12/22) siang.
Warga menyayangkan berita yang beredar beberapa hari yang lalu, dibuat seolah-olah ada potensi konflik horizontal terkait keberadaan pekerjaan di dekat pemakaman. Menurut warga, justru pemilik lahan telah mewakafkan sebagian lahan miliknya tersebut untuk pemakaman.
Sementara itu, Akon selaku penanggung jawab pekerjaan di areal tersebut menjelaskan, bahwa semula lahan tersebut merupakan milik Amen, namun kemudian lahan tersebut diberikan kepada anaknya bernama Markus.
“Lahan ini satu surat pak, pemilik pertama dulu namanya pak Amen. Kemudian diberikan kepada anaknya bernama pak Markus. Beliau lah yang mengijinkan kami bisa bekerja mengais rezeki di lahan ini. Karena beliau sedang berencana merancang lahan tersebut untuk bikin perumahan dan kolam budidaya ikan air tawar. Soal pemakaman yang di depan itu, justru pak Markus dan pak Amen yang menghibahkan lahan tersebut,” jelas Akon.
Sebelumnya diberitakan terdapat aktivitas penambangan di daerah Kelurahan Kenanga. Kegiatan di atas lahan pribadi milik Markus tersebut, merupakan rencana pekerjaan untuk membuat komplek perumahan sederhana dan kolam ikan air tawar. Namun beberapa warga kemudian memanfaatkan kegiatan penggalian tanah di areal tersebut untuk mencari timah.
“Kalau kita menggali lobang di tanah kita, kemudian ternyata ada ketemu pasir Timah, masa kita buang pak? Apalagi kemaren pasca Covid 19 kita harus mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan. Kebetulan ada potensi pasir Timah yang kita temukan, maka kita manfaatkan. Termasuk beberapa warga dan ibu-ibu rumah tangga yang mau mencari Timah disini, kita persilahkan,” terang Akon.
“Selama ini, kita disini bekerja tanpa ada masalah sama sekali. Jangan sampai, gara-gara ada berita yang muncul, akhirnya memunculkan konflik horizontal. Karena berita yang beredar kemarin seolah-olah menggiring ke arah situ (Isu SARA-red),” pungkas Akon. (red)