DKI sendiri menempati posisi kedua setelah mencatatkan waktu 21 menit 02,05 detik. Sedangkan Jawa Tengah mengoleksi waktu 21 menit 30.36 detik. Posisi keempat dan lima dihuni oleh Aceh dan Jawa Timur.
“Rutenya cukup jauh, 9 kilometer jadi menguras tenaga. Tapi sejauh ini setelah mendapatkan posisi ketiga di sprint dan head to head, di slalom dan DRR ini naik lagi di posisi kedua, rasanya sudah cukup puas,” ungkap Cece Sunardi (38), Kapten DKI Jakarta.
Pada open putri, dengan catatan waktu 11 menit 36,14 detik atau lebih unggul 70,12 detik atas raihan waktu Jawa Tengah, Jawa Barat pun naik ke podium tertinggi. Sementara Jawa Tengah harus puas di tempat kedua. Sementara posisi ketiga diambil DIY usai finis dengan waktu 12 menit 40,50 detik.
“Rute normal untuk kejuaraan nasional, tetap memang kalau airnya kecil agak teknikal untuk manuver-manuver perahu. Tapi, tidak terlalu berbahaya, masih aman,” kata salah satu pedayung Jawa Barat Siwi Widiastuti (24).
Mengingat jarak yang jauh dan banyak kejar-kejaran saat di sungai, seperti saat timnya saling salip dengan Jawa Tengah dari awal start, diakuinya itu yang membuat agak sengit dan harus menguras tenaga banyak. Makanya, menurut nya dibutuhkan kesiapan fisik yang bener-benar fit.
Teknikal untuk nomor ini memang sangat diperlukan terutama saat perahu tersangkut di batu. Jika tidak bisa cepat mengatasi, bisa kehilangan banyak waktu di situ. Seperti yang dialami oleh Jambi.