Padahal ada Pembangunan Kawasan Industri Sadai (KIS) yang merupakan proyek strategis nasional dimasa depan yang diperkirakan banyak membutuhkan tenaga kerja. Tapi lagi-lagi dinas ketenagakerjaan Basel belum ada terobosan dan gerakan dalam mempersiapkan SDM berkualitas asli Basel, seperti membuka kelas/pelatihan Bahasa mandarin, dan pelatihan tenaga kerja dalam menyongsong Pembangunan KIS.
Jangan sampai nanti masyarakat asli Basel hanya jadi penonton di tanahnya sendiri.
Selain itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Bangka Selatan di tahun 2022 berada di angka 67,95 sedangkan di tahun yg sama IPM nasional berada di angka 72,91 dan pada tahun 2023 IPm nasional sebesar 74,39.
Pada tahun 2022 di Provinsi Bangka Belitung sendiri untuk IPM Basel berada di urutan paling terakhir (urutan 7) dari 7 kabupaten/kota yang ada (sumber: BPS).
Hal ini harus lebih ditingkatkan dan menjadi fokus utama yg harus diperhatikan, karena sangat erat kaitannya dengan tingkat Pendidikan dan Tingkat kehidupan Masyarakat Basel yang menjadi indikator penilaian.
Terutama pendidikan harus benar-benar di utamakan, karena dengan perbaikan pelayanan mutu pendidikan serta perbaikan tingkat pendidikan masyarakat Basel maka akan berbanding lurus dengan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Belum lagi pendapatan asli daerah (PAD) yang beberapa tahun ini tidak pernah menembus angka 100 miliar, untuk tahun 2023 sendiri PAD Bangka Selatan hanya berkisar di angkar 70 miliar saja.
Padahal untuk kabupaten dengan area yang luas, potensi wisata dan sumberdaya alam yang melimpah seperti Bangka Selatan bukan hal yang mustahil PAD kita bisa melebihi 100 M per tahun. Alangkah baiknya pemerintah daerah, DPRD dan seluruh elemen harus serius membenahi persoalan ini.