Lebih lanjut, Hidayat menerangkan, saat dulu beliau masih menjadi seorang wartawan sekitar tahun 80an resikonya sangat tinggi, selain harus menguasai dan memahami KEJ dan memiliki Sertifikasi dari Dewan Pers, seorang wartawan harus memiliki mental yang kuat.
“Kalau dulu wartawan itu banyak resiko nya, apa lagi kalau yang diangkat wartawan itu kasus korupsi, kriminal, dan kasus kasus yang mengandung unsur pidana, terkadang kita baru mau wawancara kepada narasumber, sudah kelihatan pisau di pinggang mereka. Itulah pentingnya seorang wartawan harus mempunyai mental baja,” tambahnya.
Menurutnya, menjadi wartawan yang baik itu tidak lah mudah, tergantung individunya. Seperti apa menjadi wartawan yang profesional salah satunya mengikuti dan berkompeten melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW).