Pencegahan dan Antisipasi Bullying di Lingkungan Sekolah

Watermark Jk 20240208 233711 0000

Selain itu, peranan guru dan warga sekolah lainnya, juga harus turut didukung dengan pengawasan oleh aparat keamanan pemerintah. Kemudian, didikan yang diberikan oleh orangtua seperti perhatian, kasih sayang serta pengawasan terhadap anak di lingkungan keluarga, juga turut berperan penting terhadap suksesnya pencegahan bullying di lingkungan sekolah.

Berdasarkan penjelasan Babinkamtibmas setempat, kepada siswa-siswi SDN 52 Pangkalpinang, saat berlangsungnya kegiatan sosialisasi tersebut, bullying terbagi dalam dalam berbagai bentuk. Antara lain saling ejek, mengintimidasi, saling ego, bahkan yang sangat berbahaya adalah menyakiti dalam bentuk kekerasan fisik, atau bentuk verbal, yang tentunya berakibat fatal, seperti kehilangan nyawa, atau juga yang terkena bullying menjadi strees, depresi, bahkan bisa saja bunuh diri, akibat tidak tahan di bully.

Terjadinya bullying, disebabkan oleh banyak faktor, antara lain pola asuh keluarga yang terlalu keras. Misalnya kebiasaan menggunakan hukuman fisik kepada anak oleh orang tuanya, sehingga menyebabakan anak cendrung agresif dan kasar kepada orang lain. Selain itu, bisa juga anak sering melihat orang lain melakukan kekerasan, atau bisa juga anak itu sendiri pernah menjadi korban bully. Kemudian, kurangnya anak mendapat perhatian dari keluarga dan orang di sekitarnya, serta penyebab lainnya, yakni karena keinginan dari anak itu untuk menjadi sosok yang populer, sehingga berbuat apa saja yang bisa menjadikan anak itu populer.

Maka dari itulah, sangat diperlukan sikap saling menghargai, menghormati antar teman dan tidak saling mengejek atau merendahkan satu sama lain. Dengan saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain, dapat mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah. Karena, sekolah sendiri harus menjadi tempat yang aman untuk belajar, menimba ilmu pengetahuan dan saling bergaul dan bersosialisasi satu sama yang lain. Jangan sampai, karena munculnya bullying, sekolah dicap sebagai tempat yang sebaliknya.

Ketika siswa-siswi berada di lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk menimba ilmu dan bersosialisasi, maka indikasi terjadinya bullying akan minim, bahkan tidak terjadi sama sekali. Akan tetapi jika terjadi sebaliknya, maka potensi terjadinya bullying akan sangat tinggi. Yang pasti, jika terjadi bullying di lingkungan sekolah, guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki tanggungjawab penuh dalam mencegah dan menangani kasus bullying hingga tuntas.

Pos terkait

banner 300x250