“Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan Anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular di masa dewasanya, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penurunan Stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan bergizi, lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan Anak, akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan, serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi.
“Faktor-faktor itulah yang mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan Ibu dan Anak. Intervensi terhadap keempat faktor itu diharapkan bisa mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi,” jelasnya.
Untuk itu kata dia, penurunan Stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Sejalan dengan inisiatif percepatan penurunan Stunting itu, pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.