JK.com, MUNTOK – Sempat mencuat dalam pemberitaan media massa, Ponton Hantu alias Ponton Siluman sepertinya mulai mereda. Tak jelas siapa pemilik dan jumlah Ponton yang sebenarnya. Pasalnya justru yang terjadi adalah saling Lempar atau saling tuding. Antar mitra cenderung mengidentikkan Ponton Hantu sebagai mitra yang ingin bekerja dalam IUP PT Timah di Belo Laut sebagai Mitra yang curang atau serakah.
Hasil penelusuran redaksi di areal pos penimbangan pantai Belo Laut pada Rabu (04/10/22) sore, secara terbuka para CV atau mitra PT Timah pemegang SPK cenderung enggan bicara secara terbuka terkait pihak di balik Ponton Hantu tersebut.
“Kalau kami tertib pak, kalau Ponton kita 10 ya 10 lah yang bekerja, kalau 20 ya segitu lah bekerja. Enggak mau kita nambah-nambah Ponton. Jadi enggak mau ambil pusing lah siapa itu Ponton Hantu, Siluman, Tuyul apa lah. Kita fokus sama yang punya kita saja. Itu Ponton Hantu punya orang yang serakah itu. Mau nambah Ponton di luar jumlah yang ditetapkan. Seruduk sana-sini, dan tidak mau ikut aturan,” ujar salah satu panitia mitra.
Sumber ini juga menyindir tidak meratanya kuota yang diberikan oleh PT Timah. Menurut sumber, hendaknya PT Timah juga berlaku adil, dengan menyamakan jumlah ponton yang diberikan kepada mitra.
“Sebenarnya kita berharap PT Timah juga adil pak. Jangan ada yang seolah diistimewakan. Bukankah kita di sini semua ingin optimal memberikan kontribusi dalam produksi. Ada yang sampai 40 ponton, ada yang Cuma 10 ponton. Bedanya apa ya. Ini juga mungkin yang kemudian jadi pemicu kerja curang, jadi pakai ponton hantu,” tambahnya.