Baginya tidak adil, karena terkadang sejumlah foto yang diunggah ke medsos, itu merupakan sampah yang belum terangkut saja. Bik Santi mengaku, dulu pernah juga beredar foto saat dirinya dan petugas lain sedang beristirahat di saat memasuki waktu Sholat Maghrib.
“Ya kami minta pengertiannya dari masyarakat, kita saling hargai lah. Jangan mudah mudah lapor sana sini. Setiap tahun kami bersihkan sampah setelah karnaval ini, tidak pernah sampah karnaval berserakan sampai pagi,” keluh Bik Santi sambil melanjutkan menyapu di daerah perempatan Ramayana Pangkalpinang.
Berdasarkan pengakuan Kabid Persampahan DLH Kota Pangkalpinang, tahun 2023 rata-rata sampah yang dihasilkan sejak Sabtu kemarin mencapai 20 Ton. Dirinya juga mengerahkan kekuatan maksimal yakni sebanyak 150 petugas kebersihan, 5 truk sampah dan 2 unit pick up.
“Sampah tahun ini luar biasa, mencapai rata-rata 20 ton sisa karnaval. Kita kerahkan semua sumber daya. Karena harus selesai malam ini. Perkiraan kita besok bisa lebih banyak dari hari ini. Tapi kita bersama tim pasukan kebersihan, tetap komit besok pagi wajah kota Pangkalpinang harus bersih,” tegas Amir La Ode selaku Kabid Persampahan.
“Sedih juga kadang lihat tim kebersihan kami. Kesadaran masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan masih harus terus ditingkatkan. Semoga kolaborasi antara masyarakat dan petugas akan sampah tercipta sehingga Kota Pgk semakin kinclong,” jawab Wali Kota Molen dalam pesan konfirmasi saya.
Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, sementara sebagian warga kota, sudah beristirahat karena lelah menonton karnaval, saya duduk ambil posisi di kawasan jalan Sudirman, memperhatikan rekan Bik Yeyen, Bik Santi dan Pak Buan, yang belum berani menerka pukul berapa mereka bisa melepas lelah di pembaringan.
Saya menggulung puntung rokok dengan cup kopi yang saya selipkan di pintu mobil, lalu menginjak gas dan beranjak pulang. Karena ingin menulis kisah peperangan pasukan kebersihan kota Pangkalpinang di balik kemeriahan HUT RI ke 78. (*)