“Beberapa waktu ini, saya memperhatikan gestur politisi-politisi senior Indonesia, seperti Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto,” ujar Teguh melalui siaran persnya, yang diterima Jurnal Khatulistiwa, Rabu (12/6/2024) malam.
“Dari gestur keduanya, Ketua Umum Partai Gerindra dan Partai Golkar itu, memperlihatkan keengganan Indonesia, untuk terus menjadi sekedar pelengkap dalam percaturan politk dan ekonomi dunia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Teguh mencontohkan ketegasan sikap Prabowo dalam wawancara dengan Aljazeera baru-baru ini, yang menegaskan bahwa Indonesia di masa kepemimpinannya akan menjalin kerjasama dengan semua negara.
Prabowo, kata Teguh, tidak menginginkan Indonesia dijebak oleh pihak manapun di tengah kompetisi yang sedang terjadi di antara super power.
“Kami mengundang AS, Jepang, Korea dan Eropa. Fakta kami bertemu dengan Anda tidak berarti kami tidak bisa berteman dengan China, India, Rusia,” kata Teguh menirukan pernyataan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.
Selain Prabowo Subianto, kata Teguh, Menko Airlangga juga memperlihatkan ketegasan terhadap Uni Eropa yang sepertinya menggantung Indonesia dalam penyusunan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).