“Kalian pasti bertanya-tanya mengapa kami mengadakan rapat ini di Pulau Belitung ? Kita kembali pada masa sejarah 1918, pada masa itu, Belitung menjadi penghasil timah, yang memberikan dampak buruk bagi lingkungannya. Namun pada 2000, Babel mulai menyadari pentingnya pariwisata berkelanjutan,” pungkasnya. (Oc/Bor)