Mengulik RKAB Zircon 67.000 Ton di Babel Peninggalan Ridwan Djamaluddin (Bagian I)

Jurnal Khatulistiwa 20230820 230241 0000

Jika secara kasar dikalkulasi sudah nyaris ratusan ribu ton yang dibawa sejak 2018 lalu ke Kalimantan Tengah, hari ini setidaknya ada ratusan ribu ton juga residu yang dihasilkan.

Hitung-hitungannya dalam tabel komposisi sederhana, jika dalam akumulasi sejak 2018 hingga 2023 ini telah terangkut 50.000 ton, maka Zircon dalam persentase 20 persen hanya 10.000.

Bacaan Lainnya

Nah sisa 40.000 nya terdiri sisa yang harus dipertanggung jawabkan. Dan yang pertama kali terhitung adalah pajak daerah sebanyak 40.000 mineral yang terangkut. Jelas itu kerugian Bangka Belitung yang tercermin dengan jelas.

Ini hanya contoh kecil, jika tahun 2023 ini saja total kuota dalam RKAB mencapai 67.000 ton, lantas kalau dihitung tahun sebelumnya, bisa dibayangkan berapa banyak “mineral terbang” yang sudah digasak oleh PT. PPMM selama ini.

Sakti gak tuh…??? Ya sakti lah… Lebih sakti dari kasus “Dokumen Terbang” di Konawe Sulawesi Tenggara. Kalau di Babel bukan dokumen yang terbang, tapi barang mineralnya langsung yang terbang dan pajaknya pun ikutan terbang.

Ini belum lagi dampak lingkungannya. Namun mungkin karena proses hukum yang katanya pelik, sehingga hari ini si cukong Zircon terbang santai-santai saja. “Cukong Zircon Dilawan”

Semoga perkara RKAB yang melilit  Ridwan Djamaluddin memberi efek pada aktifitas mineral terbang di Babel.

Sehingga tak hanya lingkungan Babel yang terjaga dari penambangan ilegal, namun juga dari mineral terbang, dokumen terbang, dan RKAB dengan angka yang melambung tinggi di atas awan. (*)

Pos terkait

banner 300x250