Istilah silent majority sebelumnya juga pernah muncul pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu.
Dalam sebuah studi pada 2021 berjudul “Strategi Komunikasi Politik Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin Provinsi Jawa timur Pemenangan Pilpres 2019” karya Dafis Ubaidillah Assiddiq dan Dewi Ambarwati, silent majority adalah kelompok mayoritas yang menjadi segmentasi TKD Jawa Timur dan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).
Silent majority kebalikan dari noise minority, yaitu kelompok mayoritas yang tidak mau membuat “gaduh”, Kelompok ini mampu menjadi massa nyata bagi kemenangan Jokowi.
Dengan model silent majority, koalisi antara kiai dan warga yang masuk dalam kategori Nahdliyin ini dirasa efektif.
Pada Pilpres 2024 di Indonesia, istilah silent majority kembali muncul setelah disinggung oleh Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Menurutnya, silent majority akan bergerak jika tekanan dan ketidakadilan terus terjadi.
Istilah silent majority ini juga disinggung lagi oleh Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Suara silent majority ini dinilai berpengaruh terhadap hasil hitung cepat enam lembaga survei yang menyatakan Prabowo-Gibran unggul sementara.
Jangan lupa, follow Jurnal Khatulistiwa di Google News untuk mendapatkan berita update kami.