Mari Bantu Kapolri Kembalikan Marwah Bhayangkara

Kapolri

Oleh: Rudi Syahwani

JK.com, PANGKALPINANG – Hujan cemoohan, cibiran dan hujatan dari hampir seluruh rakyat Indonesia menjadi santapan Institusi Polri hari ini. Korp penegak hukum yang biasanya amat sensitif atas kritik dan hujatan apalagi mengandung unsur hoax, hari ini tak bisa berbuat banyak menjalankan SOP selama ini. Jika dulu ITE dan Hoax menjadi pasal paling ngaret yang bisa digunakan menjerat para netter kritis, hari ini Polri tak bisa ambigu jika harus bermain pasal karet tersebut terhadap kritik dari grassroot khususnya warga dunia maya di berbagai platform digital.

Bacaan Lainnya

Fakta bahwa beberapa Perwira Menengah (Pamen) hingga Perwira Tinggi (Pati) nya terpojok oleh dugaan merekayasa dan menyebarkan hoax hari ini, Polri harus bergeming. Padahal jika tak ada prahara Duren Tiga nya Sambo, bisa jadi banyak yang terjerat ITE Hoax karena berspekulasi terkait masalah yang sedang menyelimuti internal institusi Polri. Apalagi sampai menyebarkan infografis soal “Kerajaan Kaisar Sambo,” bisa ngeri-ngeri sedap juga rasanya. Maklum, warga negeri ini khususnya para netizen paling mudah terbawa dalam informasi spekulatif yang bahkan tak jelas asal-usulnya. Namun hari ini hal tersebut seolah tak dapat berbuat banyak. Namun Polri justru mencoba meresponnya dengan positif dengan melakukan langkah usut dan bongkar.

Hujan kritik ini bergulir seirama dengan terus berkembangnya penyidikan terkait dugaan pembunuhan berencana yang memakan korban nyawa Brigadir Joshua Hutabarat. Seperti bisul yang pecah, kritik tajam dan pedas seolah menyeruak di berbagai ruang publik yang biasanya diri untuk mengkritisi institusi Bhayangkara ini. Bahkan sampai ada suara yang sampai offside mengusulkan agar institusi Polri yang dianggap sudah begitu bobrok untuk dibubarkan. Sangat dimaklumi divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) yang baru saja dilepas dari Ferdy Sambo adalah Polisi nya polisi. Penjaga etika profesional Polri yang menindak Polisi nakal bahkan Kapolri sekalipun. Namun diduga oleh Ferdy Sambo dibawa dalam Bancakan untuk merekayasa proses penegakan hukum sebuah perkara yang tidak main-main. Ini. Kemudian menciptakan turbulensi keras dalam tubuh Polri hingga merambat ke opini publik yang menhancurkan indeks kepercayaan publik terhadap Polri menjadi 28 persen. Sebegitu corengnya institusi ini.

Namun saat ini semua sudah mulai terang, berawal dari penetapan tersangka Bharada E, Bripka Ricky, Kuat Maruf dan sang Jenderal Ferdy Sambo. Dibarengi dengan langkah tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mencopot dan menahan puluhan anggota Polri mulai dari yang berpangkat Jenderal hingga Brigadir. Jelas menjadi indikator Kapolri merespon cepat instruksi Presiden RI, Joko Widodo. Karena ini sudah menyangkut nama dan marwah Polri. Gebrakan demi gebrakan dilakukan Kapolri termasuk terus bertambahnya bintang dan melati yang berguguran atas dugaan terlibat dalam skenario Ferdy Sambo dan dinasti kode 3 nya.

Seiring kemajuan-kemajuan dalam proses hukum peristiwa Duren Tiga, mulai terbangun harmonisasi antara suara publik positif dan dukungan atas langkah-langkah Kapolri. Namun yang terus meneriakkan lagu sumbang juga masih banyak. Perlahan Polri mampu kembali menggerek indeks kepercayaan publik menjadi 78 persen, sebagai mana diucapkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam video conference bersama seluruh jajaran nya baru baru ini. Ada grafik yang bergerak secara paralel antara sikap dan langkah tegas, cepat dan tepat Kapolri bersama jajaran nya dengan kembali meningkatnya indeks kepercayaan publik tentunya menjadi indikator penting, mengenai apa yang sesungguhnya diharapkan oleh rakyat Indonesia. Artinya, langkah cepat, tepat dan tegas Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendapat apresiasi dari publik tanah air dan harus terus dipertahankan.

Pos terkait

banner 300x250