“Selain audit, perlu juga dilakukan standarisasi kadar feronikel produksi smelter nikel di Indonesia untuk kebutuhan industri nasional dan internasional,” papar BPJ.
“Ini tujuannya, agar PNBP dari sektor nikel, jadi maksimal,” tambahnya.
BPJ berharap, kedepannya ada proses verifikasi dari Sucofindo atau Surveyor Indonesia guna memastikan ada tidaknya kandungan mineral lainnya yang terkandung dalam feronikel.
BPJ melanjutkan, jika terdapat kandungan mineral lainnya dalam feronikel hasil produksi smelter, maka dapat dikenakan royalti PNBP mineral, sesuai aturan yang berlaku.
“Saya harap, kedepannya hasil produksi Feronikel dari smelter, harus di verifikasi oleh Sucofindo atau Surveyor Indonesia,” harapnya.