“Kandungan Mineral lain pada feronikel produksi GNI pada sisa 90-88% nya, belum terinformasi dengan jelas. Sehingga ada potensi hilangnya penerimaan negara PNBP utk pengenaan royalti mineral lainnya,” imbuhnya.
BPJ juga mengatakan, terdapat temuan bahwa slag hasil smelter PT GNI dipakai untuk menimbun jalan. Sehingga slag tersebut dianggap tidak mengandung mineral logam lainnya.
“Artinya, pada feronikel hasil smelting GNI, pasti mengandung unsur mineral logam lainnya,” jelasnya.
Terkait hal ini, BPJ mengatakan bahwa perlu dilakukan audit proses dan hasil produksi feronikel smelter GNI dan smelter lainnya di indonesia.
Menurut BPJ, audit tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memastikan apakah ada potensi negara kehilangan penerimaan PNBP atau tidak.