Tapi sebetulnya, itu semua baru menyentuh permukaannya saja. Sejatinya, yang menjadi esensi dari ketoprak itu kan isinya, yang meliputi sayur, kecambah dan lontong, lalu kemudian dibalut menjadi satu dengan bumbu kacang.
Meskipun perhatian kita seringkali tertuju pada penyitaan harta kekayaan, yaa layaknya “topping” yang penampilannya mencolok dan terletak di atas ketopraknya saja. Namun, inti dari masalah ini sebetulnya jauh lebih dalam.
BUMN sering menjadi sarang bancakan. Dan kemitraan dengan swasta, seringkali dijadikan modus untuk merenggut keuangan negara, yaa layaknya seperti bumbu kacang yang membalut ketoprak itu sendiri.
Tentunya, sebuah perubahan yang mendalam, seperti pola kinerja, sistem dan pengawasan BUMN, sangat diperlukan supaya tindak pidana korupsi bisa dicegah secara efektif.
Di berbagai platform, jargon-jargon seperti “Say no to Corruption” dan “Korupsi adalah musuh utama”. Namun dalam kenyataannya, itu semua hanyalah seperti kerupuk dan bawang goreng yang baunya harum, tapi tidak akan terasa bila tidak diikuti oleh tindakan konkret, yakni mengunyahnya atau mengkombinasikannya dengan bahan atau bumbu yang lain.
Sebagai masyarakat, kita tentunya harus mengawal penegakan hukum yang sedang bergulir saat ini. Korupsi di BUMN yang mengelola sektor timah ini, tentunya bukan hanya sebatas penangkapan pelaku saja, tetapi juga harus dilakukan upaya pencegahan sejak awal.