Senada, anggota Komisi II DPRD Babel Toni Mukti mengungkapkan, bahwa adanya hasrat terpendam dari masyarakat pertanian Bangka Belitung, yang sangat ingin kembali ke era kejayaan lada.
“Sebenarnya kami ingin mengembalikan kearifan lokal ikonik kami pada lada Bangka Belitung. Tapi kini banyak yang sudah lari. Lada hampir punah karena penyakit kuning yang tidak bisa disembuhkan. Padahal lada ini bisa menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit,” terang Toni.
Ia juga mengeluhkan kondisi Babel saat ini yang kerap impor beras dengan anggaran yang tidak sedikit, serta adanya peredaran pupuk asli tapi palsu yang dikeluhkan oleh masyarakat.
“Saya khawatir dengan kondisi Babel karena selalu impor beras, banyak lost money hanya untuk beli beras saja. Masyarakat juga banyak tertipu soal pupuk asli tapi palsu (aspal) yang beredar,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala sekaligus peneliti dari BBPSIP SDLP Kementan RI Ladyani Retno, membenarkan bahwa padi untuk ketahanan pangan di Babel masuk dalam kategori merah.