“Bukannya tidak mungkin, suplai logistik ke Bangka Belitung ini bisa terganggu. Belum lagi, jika pupuk yang tenggelam itu ternyata mengandung bahan kimia. Nah, bahan kimia yang terkandung di pupuk itu bisa saja berpotensi mencemari bahkan merusak ekosistem laut sekitar,” lanjutnya.
Saat ini, kata Sumber, kapal yang akan masuk ke pelabuhan Pangkalbalam seperti kehilangan tempat berlabuh. Karena, lanjut Sumber, kapal-kapal yang akan masuk ke pelabuhan tidak diperbolehkan langsung masuk ke kolam pelabuhan.
“Entah kapan kapal itu dievakuasi. Karena belum dievakuasi, ya kapal-kapal yang boleh masuk diduga harus dipilih-pilih dulu, sesuai prioritas yang berwenang. Kalau dibiarkan terus seperti ini, kapal kehilangan tempat berlabuh,” ujarnya.
“Kalau kapal yang akan berlabuh tidak langsung masuk ke kolam pelabuhan, maka harus menunggu hingga sekitar 1 (satu) minggu lagi, karena air surut. Semoga permasalahan evakuasi KM LAN ini bisa segera teratasi, agar tidak memberikan dampak negatif ke masyarakat,” tukasnya.
Mengutip dari berbagai sumber, kejadian tenggelamnya KM LAN berlangsung sangat cepat. Menurut pengakuan salah satu ABK, saat itu KM LAN akan lego jangkar di depan KM Sentosa 12. Akan tetapi karena arus perairan Pangkalbalam sedang surut deras, maka KM LAN mengalami larat dan hanyut, hingga ke depan haluan KM Sentosa 12.