“Memang ada serangan terkait politisasi distribusi bansos, isu ketimpangan dan ketidakadilan, serta isu konflik kepentingan. Namun takaran serangannya, tidak sekuat debat-debat sebelumnya. Karena itu, debat pamungkas ini seolah memberikan pesan tentang proses pendinginan (cooling down), sehingga politik pecah belah tidak berkembang jelang Pemilu 14 Februari nanti,” ujar dia kepada wartawan seperti dikutip dari liputan6, Minggu (4/2/2024).
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini mengungkapkan, kubu 01 dan 03 kembali menunjukkan kekompakkan, dengan mencoba saling memancing untuk menghantam kubu 02. Namun penampilan Prabowo kali ini tampaknya lebih siap dibanding debat sebelumnya yang tampak hanya pasrah menikmati serangan rival.
“Di debat pamungkas ini, sejumlah poin-poin penting dan detail argumen solutif bisa ia paparkan. Sehingga ruang serangan terhadap Capres 02 relatif tidak sekuat debat-debat sebelumnya. Prabowo cukup diuntungkan dengan diberikan kesempatan pertama untuk memaparkan visi misi, sehingga dirinya bisa menghindari kegusaran akibat pre-emptive attack yang dilakukan oleh lawannya di momentum serangan awal,” terangnya.
Secara konten, ia menambahkan, tema pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM), memang terasa Anies banget. Anies mampu menghadirkan sejumlah argumen filosofis tentang pentingnya investasi SDM, yang akhirnya disetujui oleh dua paslon lainnya.