JK.com,Kotamobagu – Jelang pembukaan pasar senggol, ada sejumlah pedagang lokal yang resah dengan ketidakpastian tempat yang akan mereka tempati untuk berjualan.
Beberapa pedagang lokal melaporkan bahwa informasi lapak sudah dikuasai oleh calo dan diprioritaskan ke pedagang luar dengan harga bervariasi hingga jutaan rupiah. Mereka juga mencari kepastian tentang lokasi pedagang lokal, namun tidak mendapatkan jawaban yang jelas dari pihak Disperindag Kotamobagu. Bahkan, saat mereka mencoba menghubungi Kadis melalui telepon, tidak ada yang mengangkat.
Para pedagang lokal yang merasa terancam tanpa tempat tersebut menyampaikan kecurigaan bahwa lapak di lokasi pasar senggol khusus untuk pedagang lokal sudah tidak ada dan sudah terjual. Jika hal ini benar, maka apa guna membuat pasar senggol di Kotamobagu jika para pedagang lokal tidak disediakan tempat?
Kepala Disperindag Kotamobagu, Ariyono Potabuga, juga tidak merespons panggilan WhatsApp yang masuk dari para pedagang lokal. Sikap ini tentu saja membuat kekhawatiran semakin bertambah, karena para pedagang lokal tidak mendapatkan informasi yang jelas dan terkadang tidak dihiraukan sama sekali.
Akan menjadi lucu bahkan memalukan jika persoalan dalam situasi seperti ini, Pemerintah Kotamobagu tidak mampu memberikan kepastian dan transparansi kepada para pedagang lokal.
Mereka harus memastikan bahwa lapak di lokasi pasar senggol untuk pedagang lokal tetap tersedia dan tidak diambil alih oleh calo atau pedagang luar dengan harga yang mahal.
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang lokasi dan waktu pembukaan pasar senggol. Hal ini akan membantu para pedagang lokal untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik dan lebih tenang.
Hingga berita ini terbit upaya konfirmasi Jurnalkathulistiwa.com ke Kepala Disperindag Kotamobagu, Ariyono Potabuga masi terus dilakukan.(Bas)