Selain itu, ia berpesan langkah pengendalian inflasi harus bisa disikapi oleh para Kepala Daerah. Hal itu bertujuan agar bisa tersusun kebijakan yang bermuara pada terjangkaunya harga bahan pokok.
“Inflasi disebabkan oleh bahan pokok seperti tomat hingga cabai. Yang pasti saya sudah tak ingin mengulang lagi tentang apa yang harus dilakukan,” tegasnya.
“Bagaimana menutup ongkos transportasi atau meningkatkan produktivitas petani. Jadi, misalkan harga tomat mahal, ya perintahkan tanam tomat. Cabe mahal, ya perintahkan tanam cabai,” tambahnya.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan, guncangan ekonomi karena pandemi dan perang, sudah menyebabkan 47 negara menjadi pasien IMF. Hal demikian pernah dialami Indonesia, saat krisis moneter 1997-1998.
“Kita ingat tahun 1997-1998 Indonesia menjadi pasiennya IMF, ambruk ekonomi dan ambruk politiknya. Saat ini, 47 negara dan yang lain masih antre di depan pintunya IMF,” tuturnya.