JK.com, PANGKALPINANG – Perangkat gawai dan sosial media menjadi masalah serius di era modern, orang tua dan anak-anak semakin tak mampu lepas dalam aktivitas berselancar dilayar smartphone. Mereka teracuni dan tenggelam dalam dunia maya sehingga tak peduli dengan aktifitas yang berinteraksi langsung dengan alam, lingkungan, budaya dan tradisi turun-temurun.
Ramadhan, bulan yang layak disambut meriah karena banyaknya budaya dan tradisi yang wajib kita lestarikan, salah satunya adalah Tradisi pawai obor api malam tujuh likur. Di kota Pangkalpinang, tradisi ini dahulu kala sangat semarak dan meriah, sekarang tradisi itu sudah hilang. Tak ada lagi setiap kecamatan di kota pangkalpinang yang menggelar kegiatan pawai obor api malam tujuh likur.
Berangkat dari keinginan melestarikan tradisi yang dibalut dengan syiar agama panitia Gebyar Ramadhan 1443 H/2022, Kamis (28/04/22) menggelar pawai obor api malam tujuh likur anak-anak dengan berkelililing di wilayah seputaran Kelurahan Bukit Merapen dan Kelurahan Taman Bunga kota Pangkalpinang.