Diketahui, dalam survei tersebut jumlah sampel yang digunakan adalah 200 anak, sementara jumlah yang perlu diukur adalah 20 ribu anak.
“Itu yang diambil cuma 10 persen. Itu kenaikan yang cukup signifikan karena ukurannya itu kecil sekali. Sementara kita Kota Pangkalpinang mengukur kenapa kita dapat 12 persen, itu kita ukur dari 15 ribu targetnya dari total populasinya ada 20 ribuan. 80 persennya kita ukur sehingga kemarin hitungan kita akan turun dari 12 persen jadi 11 persen,” jelasnya.
Ia menerangkan, berdasarkan data survei yang dirilis tersebut, prevalensi Stunting Kota Pangkalpinang mengalami kenaikan hingga 7,8 persen yakni dari 12,9 persen menjadi 20,7 persen.
“Saya kaget dengan kenaikan ini, karena saya rasa treatment dalam rangka penurunan Stunting selalu kita lakukan mulai dari pemberian susu, telur, bahkan makanan siap saji,” tuturnya.
“Tapi kalau dengan data yang dirilis baru dia naik, terus yang kita treatment gimana? Itu yang buat saya bingung dengan data itu, karena ternyata saat rapat tadi sampelnya mereka ngambil cuma 200 anak,” tambahnya.