Direktur Pelaksana SPI Asset Management Stephen Innes mengatakan, ke depannya data ekonomi AS kemungkinan akan menjadi pendorong utama permintaan emas karena tidak adanya risiko geopolitik.
“Oleh karena itu, kita dapat mengantisipasi perdagangan emas dalam kisaran yang luas dan berpotensi bergejolak pada pekan depan, dengan tingkat yang diperkirakan akan berfluktuasi antara US$2.275 dan US$2.245 per troy ounce, tergantung pada hasil rilis data ekonomi AS,” ungkapnya, seperti dilansir dari laman Reuters.
Menurut Innes, harga emas baru-baru ini mengalami penurunan terutama karena meredanya ketegangan geopolitik menyusul kemajuan dalam perundingan damai di Timur Tengah.
Selain itu, terjadi penurunan permintaan dari Asia karena mata uang lokal menguat di tengah sentimen risiko positif yang didorong oleh perbaikan lanskap perekonomian, khususnya di Tiongkok.