Batara menyebut, aksi unjuk rasa yang akan dilakukan pada pekan depan itu, diperkirakan akan melibatkan ribuan masyarakat dari berbagai kabupaten, khususnya yang selama ini bekerja disektor tambang rakyat.
“Untuk peserta aksi nanti, tidak hanya dari Bangka Selatan saja, ada juga dari Belitung, Bangka Barat dan wilayah-wilayah lain yang ada di Babel. Prediksi kita ada sekitar seribuan masyarakat, mungkin bisa sampai dua ribuan lah,” jelasnya.
“Dalam aksi ini, kita tidak mengajak masyarakat secara terbuka. Tapi kalau ada masyarakat ingin sama-sama untuk berpartisipasi dalam menyuarakan aspirasinya, silahkan bergabung. Karena ini adalah Aliansi Masyarakat Bangka Belitung,” kata Batara.
Batara menjelaskan, inti dari reaksi masyarakat tersebut dipicu oleh kebijakan yang dirasa dapat mengusik sendi-sendi perekonomian masyarakat Babel. Khususnya masyarakat yang selama ini sudah bergantung pada budaya aktifitas pertambangan.
“Karena, sepanjang sejarah Bangka Belitung ini, kita belum pernah merasa sulitnya perekonomian seperti hari ini. Contohnya saja seperti kemarin-kemarin dengan harga timah di Babel ini turun, banyak masyarakat yang merasa sulit, apalagi dengan adanya pernyataan oleh Pj Gubernur yang ingin menutup dan menata pertambangan ilegal, tapi tanpa solusi yang jelas,” ujar Barata.