JK.com, PANGKALPINANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pangkalpinang, Rudi Kurniawan memastikan bahwa pelaksanaan Food Milenial Festival (FMF) ke 5 tahun 2022 tidak lagi menggunakan dana APBD Pemerintah Kota Pangkalpinang.
“Kami (DPRD Kota Pangkalpinang-red) sudah sempat memanggil dan bertemu langsung dengan panitia FMF untuk membahas kegiatan. Kami pastikan FMF 5 ini, tidak lagi menggunakan APBD Pemerintah Kota Pangkalpinang,” jelas Rudi, kepada wartawan, Selasa (27/12/22).
“Ini murni business to business dan perputaran uang selama FMF itu memang sangat besar. Karena yang datang itu bukan hanya orang Pangkalpinang saja, tapi dari luar juga ada,” tambah Rudi.
Menurutnya, pembayaran uang pendaftaran yang diberikan juga masih sangat worth it atau sepadan dengan omzet yang didapat para pelaku UMKM selama lima hari berjualan.
“Saya rasa dengan uang pendaftaran seperti itu, mungkin satu hari juga para UMKM sudah balik modal. Kembali lagi, ini memang bussines to bussines, tidak menggunakan APBD lagi,” tegasnya.
Rudi Kurniawan menilai, pelaksanaan FMF, saat ini sudah menjadi branding tersediri untuk event UMKM yang melibatkan para pelaku usaha makanan dan minuman.
“Kalau menurut kami, FMF ini sekarang sudah memiliki branding tersendiri untuk event UMKM yang melibatkan pelaku usaha makanan dan minuman di Pangkalpinang,” ujar Rudi.
Selain itu, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini mengakui, bahwa setiap kali pendaftaran FMF dibuka, antusias para pelaku usaha untuk mengikuti event tersebut sangat luar biasa.
“FMF tidak hanya mampu membuat UMKM kembali bangkit pasca pandemi Covid 19, akan tetapi dalam pelaksanaannya, pelaku UMKM mampu mempromosikan usahanya sehingga bisa berjualan secara berkelanjutan,” paparnya.
Rudi mengatakan, kegiatan FMF seperti bazar UMKM ini, mestinya menjadi tugas Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pangkalpinang untuk menyelenggarakannya.
“Makanya, yang menjadi perhatian kita agar ini ke depan dapat dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM menggunakan APBD supaya gratis, agar menjadi wadah para UMKM,” terangnya.
“Kalau sekarang kan malah anak-anak muda yang menyelenggarakan acara ini dan ini sifatnya sudah bussines to bussines. Dan kita tegaskan sejak awal, kalau berbayar jangan lagi menggunakan APBD,” tutupnya. (Bor)