Kemudian, pada aksi Jilid II pada tanggal 31 Juli 2023, ketegangan semakin meningkat karena DPRD Bolsel dianggap menunjukkan sikap arogansi kekuasaan dengan menolak menandatangani pakta integritas yang disodorkan oleh masyarakat Tobayagan.
Hal ini menyebabkan kekecewaan masyarakat Tobayagan Bersatu terhadap DPRD Bolsel, menganggap lembaga ini tidak menghargai aspirasi mereka sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.