Do’a yang Diajarkan Rasulullah di Malam Lailatul Qadar

Watermark Jk 20240401 053017 0000

Dan, Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

Bacaan Lainnya

“Bukanlah orang yang arif (bijaksana) jika ia tidak pernah mengharapkan pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” tulis beliau, dalam Lathoiful Ma’arif, halaman 362-363.

Hadits ‘Aisyah di atas juga menunjukkan bahwa do’a di malam lailatul qadar adalah do’a yang mustajab, sehingga dia bertanya pada Rasul mengenai do’a apa yang mesti dipanjatkan di malam tersebut.

Hadits ‘Aisyah tersebut juga menunjukkan bahwa jika seseorang berdo’a pada Allah diperantarai dengan tawassul melalui nama-nama Allah.

Seperti dalam do’a terlebih dahulu memuji Allah dengan ‘Allahumma innaka ‘afuwwun, yaitu Ya Allah yang Maha Pemberi Maaf’. Bentuk do’a semacam ini adalah bertawassul terlebih dahulu dengan nama atau sifat Allah yang sesuai dengan isi do’a.

Dalil di atas juga menunjukkan, sifat ‘afwu (pemaaf) adalah di antara sifat Allah. Maksud ‘afwu adalah memaafkan dosa yang diperbuat hamba. Begitu pula hadits tersebut menetapkan sifat mahabbah (cinta) bagi Allah.

Penetapan sifat di sini adalah sesuai dengan keagungan Allah, tanpa dimisalkan dengan makhluk dan tanpa ditolak maknanya. Wallahu a’lam.

Semoga Allah memberikan taufik pada kita untuk memperbanyak do’a di penghujung Ramadan ini. Hanya Allah yang memberi taufik.

Sumber https://rumaysho.com/3513-doa-malam-lailatul-qadar.html

Jangan lupa, follow Jurnal Khatulistiwa di Google News untuk mendapatkan update terbaru kami.

Pos terkait

banner 300x250