Dampak Letusan Gunung Marapi Terhadap Penerbangan

Jurnal Khatulistiwa (17)

“Berdasarkan SIGMET yang diterbitkan, ruang udara terdampak abu Vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15.000 Mdpl, dan abu Vulkanik bergerak ke arah Barat dengan kecepatan 65 km per jam. Kemudian pada jam 17.13 WIB pergerakan abu Vulkanik berubah ke arah Barat Daya,” jelasnya.

Selanjutnya ia menambahkan, pada jam 18.18 WIB pergerakan abu Vulkanik menyebar ke arah Barat Laut dengan kecepatan 28 km per jam pada ketinggian sekitar 9.000 Mdpl sedangkan pada ketinggian 15.000 Mdpl bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 83 km per jam.

Bacaan Lainnya

“Hingga akhirnya pada 4 Desember 2023 jam 08.52 WIB letusan aktivitas Gunung Marapi menurun, sehingga kode warna penerbangannya berubah menjadi oranye,” ucapnya.

Hingga saat ini BMKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Marapi, baik pengamatan melalui citra satelit cuaca, juga berkoordinasi dengan PVMBG, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) maupun AirNav Indonesia, serta VAAC Darwin.

Kondisi terkini aktivitas letusan Gunung Marapi ini teramati sebaran abu Vulkaniknya bergerak ke arah Barat Daya, dengan ketinggian ruang udara terdampak abu Vulkanik mencapai 4.000 Mdpl. Bandara yang berpotensi terdampak ialah Bandara Minangkabau.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang, Desindra, mengaku pihaknya telah melakukan pengamatan sebaran abu Vulkanik di Bandara Minangkabau dengan menggunakan paper test pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dan tanggal 5 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dengan hasil Negatif (Tidak terdeteksi Abu Vulkanik di Bandara Minangkabau Padang).

Pos terkait

banner 300x250