“Tidak ada kesan sombongnya, termasuk mandi di rumah saya, di mana kamar mandi alakadarnya. Padahal bisa saja menginap di Santika yang hanya sekitar 30 menit perjalanan ke Sijuk,” tambahnya.
Sampai dengan acara di lapangan bola selesai, semuanya berjalan lancar. Bik Nur bahkan bingung ketika ditanya apakah Pj Gubernur membuat kegaduhan.
“Tidak ada yang gaduh pak, tapi kalau heboh iya. Warga heboh setelah tau pak (PJ) Gubernur menginap di rumah warga, di rumah saya tepatnya. Beliau sangat rendah hati, ramah dan enak diajak bicara. Begitu juga istrinya,” kata Bik Nur.
“Bahkan baru baru ini saya kaget saat disapa di keramaian oleh Ibu Gubernur. Padahal ramai sekali saat pelepasan jemaah haji kemarin. Itu menunjukkan keramahan. Saya jadi terharu,” timpalnya.
Itulah sebagian kesan yang dirasa oleh masyarakat bawah terhadap seorang Pj Gubenur Kepulauan Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu, tak ada kisah kegaduhan, namun hanya kehebohan warga yang tak tahu ada Pj Gubernur yang menginap di antara rumah tetangganya, yang kemudian menyapa dan bertegur sapa.
Lantas, apa yang sebenarnya menjadi kegaduhan? Malah yang terjadi adalah masyarakat begitu antusias menyambut dan berinteraksi dengan Suganda Pandapotan dan istrinya. Mereka yang benar-benar merasakan kehadiran seorang pemimpin di tengah-tengah mereka. (*)
