Tentunya, aksi-aksi perampokan harta karun milik rakyat Babel ini tak bisa kita biarkan dan cuma berdiri diam semata. Ada hak-hak masyarakat kita yang mesti perlu diselamatkan. Ada hak anak-anak kita sebagai generasi penerus yang pun perlu diperjuangkan.
Kendati saya dan ribuan masyarakat Babel lainnya tak mampu berbuat lebih dan berkutik melawan komplotan yang abangda sebut “bandar” itu, tapi doa, moril, dan semangat saya, dan juga dari masyarakat Babel turut menyertai langkah juang abangda BPJ.
Besar harapan saya abangda bisa membuka topeng di balik bandar yang bermain dalam produk mineral ikutan timah, yang menyebabkan pungutan yang dikenakan untuk produk-produk tersebut sangat rendah dengan tarif cuma 1%, sehingga berdampak merugikan negara, rakyat dan daerah kita pastinya.
Sudah cukup puluhan tahun kita mendera nasib atas pengelolaan sumber daya timah yang carut marut, yang bahkan tak jelas juntrungan asas manfaat pembangunannya untuk daerah kita.