JK.com, SIJUK – Capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang berhasil menduduki peringkat ke-9 tertinggi se-Indonesia dan peringkat ke-2 se-Sumatera menuai pujian dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Babel Budi Widihartanto.
Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan asesmen kondisi ekonomi terkini Babel dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Swiss-Belresort Hotel Belitung, Jumat (18/02/22).
“Ini merupakan prestasi yang sangat baik, pertumbuhannya 6,32 persen diatas pertumbuhan nasional sebesar 5,02 persen. Hal ini juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi global akibat percepatan vaksinasi serta berlanjutnya kebijakan fiskal yang ekspansif,” jelas Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Budi Widihartanto.
Dijelaskannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 6,32 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,09 persen (yoy). Dari sisi lapangan usaha, membaiknya kinerja perekonomian utamanya didorong oleh peningkatan kinerja sektor pertanian, perdagangan, dan pertambangan di tengah peningkatan harga logam timah global.
Dari sisi pengeluaran, membaiknya kinerja perekonomian pada triwulan ini ditopang oleh peningkatan ekspor luar negeri seiring dengan recovery ekonomi yang mendorong volume perdagangan global, serta peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan perbaikan lapangan usaha utama Babel.
Ia juga memaparkan bahwa ekonomi Babel terus tumbuh dari tahun ke tahun, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,13 persen (2010-2021). Dalam 11 tahun terakhir terjadi perubahan pangsa lapangan usaha utama, di mana pangsa lapangan usaha industri pengolahan dan pertambangan mengalami penurunan, sedangkan lapangan usaha sektor pertanian, perdagangan, dan konstruksi mengalami peningkatan yang siginifikan.
Sementara itu, Inflasi di Babel juga terus menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Tercatat pada bulan Januari 2022, Babel mengalami inflasi sebesar 0,97 persen (mtm), di mana secara tahunan mengalami inflasi 3,60 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi nasional dan wilayah Sumatera.
“Inflasi di Babel yang rendah dan stabil, menunjukkan pertumbuhan ekonomi Babel yang berkesinambungan dan pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah itu,” ungkapnya.
Dikatakannya bahwa inflasi pada Januari 2022, utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Terbatasnya pasokan sejumlah komoditas utama disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung pada awal tahun 2022.
Selain itu, kebijakan pemerintah seperti penyesuaian tarif LPG non subsidi pada akhir 2021 juga turut andil mendorong laju inflasi Januari 2022 di Babel.
“Secara historis, beberapa komoditas yang kerap menjadi penyebab inflasi menjelang nataru antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, ikan, bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit, serta angkutan udara,” jelasnya.
Ia memprediksi, inflasi Kepulauan Bangka Belitung pada Tahun 2022 diproyeksikan masih berada pada rentang target inflasi nasional yaitu 3 ± 1 persen dengan tekanan yang cenderung melambat dari 2021. Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan melambat sejalan dengan adanya normalisasi harga komoditas dan baseline effect 2021.
“Tantangannya seperti kenaikan biaya sarana produksi impor, kenaikan harga pakan ternak, serta berlalunya masa panen komoditas bawang merah dan penurunan produksi aneka cabai akibat faktor cuaca,” ungkapnya.
Di samping itu faktor lain penekan inflasi pada tahun 2022 adalah kenaikan harga beras yang dipicu oleh rendahnya panen pada November-Desember 2021 disertai dengan terjadinya bencana hidrometeorologi, kenaikan cukai rokok sebesar 12 persen, pasokan gula pasir nasional mengalami penurunan seiring dengan belum dimulainya musim giling 2022, serta ketersediaan pasokan bawang merah mengalami penurunan sehingga harga cenderung meningkat. (Budi / Bor)