Bermain ‘Petak Umpet’ Dengan Hukum: Kasus Tambang Ilegal di Bolsel Tantang Penegakan Hukum

Img 20230706 Wa0004

JK.COM, BOLSEL – Wilayah hulu Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan (Bolsel) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menjadi panggung drama tempat bermain ‘petak umpet’ pelaku tambang ilegal.

Meskipun tim operasi gabungan yang terdiri dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, DPRD, Pemkab Boltim, TNI, Kepolisian dan Gakkum KLHK telah berupaya menyisir lokasi dan mengambil tindakan tegas, para pelaku tambang ilegal tidak memperdulikan imbauan itu.

Bacaan Lainnya

Upaya penertiban oleh tim gabungan tidak menghentikan para pelaku yang dengan sembrono melanggar hukum dan mengabaikan tindakan penegakan yang dilakukan oleh pihak berwenang.

IMG_20230614_193043
Gambar: Tim Gabungan dari Dinas Kehutanan Provinsi, Pemda Bolsel, TNI, Kepolisian dan Gakkum yang menyisir Lokasi yang marak PETI di HPT Tobayagan Bolsel namun tidak satupun alat Eksavator maupun warga yang terjaring

Hal ini mencerminkan kebingungan tim gabungan dalam menemukan pelaku tambang ilegal dan alat berat ekskavator yang digunakan di lokasi.

Seperti bermain petak umpet, kata seorang warga, para pelaku tampak mahir menghindari penangkapan dan melanggar hukum dengan tanpa ampun. Bahkan, dugaan kuat terdapat oknum yang membocorkan setiap rencana operasi kepada para pelaku semakin memperburuk situasi.

Pasalnya, baru saja tim operasi gabungan pulang dari lokasi yang sarat dengan Pertambangan Ilegal (PETI), warga dikejutkan dengan rekaman video dan foto ponsel yang menampilkan ekskavator beraksi kembali.

IMG_20230704_184100

IMG-20230706-WA0006

Gambar: Ekskavator yang tertangkap kamera ponsel milik warga terlihat sedang bekerja di area yang merupakan tempat maraknya PETI

Ekskavator yang tertangkap kamera ponsel milik warga terlihat sedang bekerja di area yang merupakan tempat maraknya PETI.

Pada area tersebut terdapat kolam bak rendaman material penangkap logam emas, menurut keterangan warga, berada di sekitar lokasi HPT Rata Ulang dan Igor Talong itu.

Sangadi Tobayagan Selatan, Rahjun Podomi, sebelumnya belum dapat memastikan maksud dan tujuan aktivitas ekskavator tersebut. Namun, kali ini muncul kecurigaan aktivitas PETI telah beroperasi lagi. Dugaan ini muncul karena kondisi sungai kembali keruh.

Pos terkait

banner 300x250