JK.COM, BOLSEL – Wilayah hulu Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan (Bolsel) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menjadi panggung drama tempat bermain ‘petak umpet’ pelaku tambang ilegal.
Meskipun tim operasi gabungan yang terdiri dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, DPRD, Pemkab Boltim, TNI, Kepolisian dan Gakkum KLHK telah berupaya menyisir lokasi dan mengambil tindakan tegas, para pelaku tambang ilegal tidak memperdulikan imbauan itu.
Upaya penertiban oleh tim gabungan tidak menghentikan para pelaku yang dengan sembrono melanggar hukum dan mengabaikan tindakan penegakan yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Hal ini mencerminkan kebingungan tim gabungan dalam menemukan pelaku tambang ilegal dan alat berat ekskavator yang digunakan di lokasi.
Seperti bermain petak umpet, kata seorang warga, para pelaku tampak mahir menghindari penangkapan dan melanggar hukum dengan tanpa ampun. Bahkan, dugaan kuat terdapat oknum yang membocorkan setiap rencana operasi kepada para pelaku semakin memperburuk situasi.
Pasalnya, baru saja tim operasi gabungan pulang dari lokasi yang sarat dengan Pertambangan Ilegal (PETI), warga dikejutkan dengan rekaman video dan foto ponsel yang menampilkan ekskavator beraksi kembali.
Gambar: Ekskavator yang tertangkap kamera ponsel milik warga terlihat sedang bekerja di area yang merupakan tempat maraknya PETI
Ekskavator yang tertangkap kamera ponsel milik warga terlihat sedang bekerja di area yang merupakan tempat maraknya PETI.
Pada area tersebut terdapat kolam bak rendaman material penangkap logam emas, menurut keterangan warga, berada di sekitar lokasi HPT Rata Ulang dan Igor Talong itu.
Sangadi Tobayagan Selatan, Rahjun Podomi, sebelumnya belum dapat memastikan maksud dan tujuan aktivitas ekskavator tersebut. Namun, kali ini muncul kecurigaan aktivitas PETI telah beroperasi lagi. Dugaan ini muncul karena kondisi sungai kembali keruh.