Oleh: Marsah Jupa (Wartawan)
“Ibu sakit apa bu? Sudah berapa lama sakitnya? Ibu butuh apa? Sudah punya kursi roda belum?,” tanya Suganda Pandapotan Pasaribu mencoba berdialog dengan perempuan renta bernama Milawati. Namun pertanyaan tersebut tak dapat dijawab. Sementara putrinya bernama Yuliarti, sibuk menggosok-gosok lembut punggung Milawati mencoba menguatkan.
Milawati, wanita sepuh berusia 70 tahun yang merupakan warga Desa Bukit Terap, Kecamatan Tukak Sadai ini terus meneteskan air mata harunya. Penyakit yang mendera Milawati hanya mampu membuatnya diam dan menangis haru. Hanya Yuliarti yang menjadi ‘juru bicara’ nya dalam keseharian.
“Ibu jangan canggung dan sungkan ya bu.. Kita di sini sebagai pelayan ibu dan seluruh masyarakat Kepulauan Babel. Jadi, kami Pemprov Babel dan tentunya Pemkab Basel akan selalu mengupayakan hal terbaik untuk kepentingan masyarakat, termasuk bagi warga di Desa Bukit Terap ini,, termasuk pelayan ibu juga,” timpal Suganda lagi sambil memberi rangkulan lembut kepada Yuliarti dan ibunya, Milawati.
Seperti itulah potret keharuan yang memenuhi suasana hati Milawati dan Yuliarti pada Selasa (05/09/23) malam, di halaman Masjid An-Nur Desa Bukit Terap, Kecamatan Tukak Sadai. Khusus Milawati sendiri, terlihat rasa keharuan yang tak terbendung dari wanita renta yang telah tersandera stroke berat selama 2 tahun ini. Satu-satunya komunikasi Milawati hanya lewat air mata di sudut mata keriputnya.