“Men dirusuh stop oleh orang orang tu apo die orang nak ngasih kamek makan,” kata Leni.
Selain Leni, Dono (36) warga Kampung Mengkubung, juga turut mengatakan bahwa saat ini, hanya tersisa sekitar 8 orang yang masih bertahan sebagai nelayan.
Sisanya, lanjut Dono, menjadi penambang atau berkerja ditambang tambang laut seperti dirinya. Makanya, kata Dono, demo di Kantor Gubenur dan Polda Kepulauan Bangka Belitung beberapa hari lalu, menjadi pertanyaan bagi sejumlah masyarakat.
“Ntah siape bae yang demo kemaren pak, nelayan kami paling tinggal 8 orang saat ni ku ge dari SMP la ikut nambang,” kata Dono.
Kemudian, Leni yang merupakan istri Dono, mengatakan bahwa sang suami memanfaatkan kapal nelayan milik orangtua, untuk antar jemput penambang dan ibu-ibu yang nyanting timah di lokasi tersebut.
“Laki ku ngantar orang pake kapal orangtua yang dulunya begawe jadi nelayan. Ku juga ikut nyanting. Terus terang bai pak, kami bergantung nian kek tambang di Teluk Kerabat Dalam ni,” kata Leni.
Diketahui, kawasan perairan Teluk Kerabat Dalam, memang menjadi kawasan tambang, jenis tambang apung, seperti di Perairan Mengkubung, Pulau Dante, Pulau Padi, Batu hitam dan lainnya.