“Kita tidak tahu, selama tahun berjalan, ada ibadah ataupun perbuatan kita yang belum kita tingkatkan. Maka, melalui pelaksanaan kegiatan ini, mari kita berintrospeksi diri, agar kedepannya kita semua menjadi insan yang semakin baik,” lanjutnya.
“Kami ucapkan terimakasih kepada tim Mah’ad Al Jami’ah dan para panitia, yang telah menggagas, merancang, mempersiapkan dan mengagendakan kegiatan, yang telah dua kali kita laksanakan dalam menyambut pergantian tahun,” lanjutnya lagi.
Lebih lanjut, Irawan menerangkan bahwa berdasarkan sejarah, ada dua cara perhitungan tahun. Yang pertama, kata Irawan, yakni tahun masehi yang dimulai saat lahirnya Nabi Isa AS. Yang kedua, lanjut Irawan, yakni tahun hijriyah, yang perhitungannya dimulai, saat Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah.
“Kedua tahun ini tak perlu kita perdebatkan mana yang lebih baik atau mana yang lebih utama. Karena dalam hidup di dunia ini, khususnya di Indonesia, biasanya yang ditanya adalah tanggal berapa masehi anda lahir. Kalau kita menjawabnya memakai tahun hijriyah, itu akan berbeda,” katanya.